Implementasi Refleksi dalam Pembelajaran

Postingan kali ini akan membahas tentang implementasi refleksi dalam pembelajaran. Rekfleksi merupakan hal yang sangat penting dalam setiap proses pembelajaran sebagai salah satu sarana untuk memperoleh proses pembelajaran yang semakin baik.

Pendahuluan

Istilah refleksi bukan merupakan suatu yang baru. istilah refleksi dalam pembelajaran dapat dilacak ke masa Aristoteles (Boud dkk, 1987). Di era modern, tokoh yang paling berpengaruh tentang refleksi dalam pembelajaran adalah John Dewey.

Refleksi pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran dalam bentuk review atas pembelajaran tersebut. Refleksi pembelajaran akan memberikan gambaran mengenai sisi positif dan sisi negatif pembelajaran yang berlansung. Sisi positif tersebut kemudian menjadi saran dan bahan pertimbangan bagi pembelajaran ke depannya untuk diikuti (jika memungkinkan). Sedangkan sisi negatif kemudian menjadi bagian yang perlu untuk dihindari dengan cara mencegahnya.

Refleksi adalah suatu bagian penting dalam proses pembelajaran (Moon, 2013; Goodell, 2000). Refleksi memungkinkan guru untuk senantiasa mengembangkan pembelajarannya agar menjadi lebih baik lagi karena dari refleksi pembelajaran, guru telah memiliki saran dan bahan pertimbangan yang dapat diikuti serta saran dan bahan pertimbangan berupa hal yang sebaiknya dihindari.

Refleksi adalah proses kritis untuk mendukung terciptanya proses pembelajaran yang semakin berkualitas. Proses tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan. Hasil relfeksi dari pembelajaran sebelumnya kemudian dijadikan pertimbangan untuk pembelajaran selanjutnya dan begitu seterusnya.

Akhir-akhir ini, penggunaan refleksi dalam pembelajaran telah diselidiki oleh banyak peneliti dengan berbagai bidang (Whalen, 2020). Salah satunya adalah hasil penelitian oleh Ong (2000). Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa refleksi dan pembelajaran sangat erat kaitannya. Lebih lanjut, refleksi sangat penting dalam pembelajaran dan membantu siswa untuk membuat makna dan membangun pengetahuan atas pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis merasa bahwa perlu untuk dikaji lebih mendalam tentang refleksi pembelajaran sebagai bekal menjadi pendidik yang senantiasa memfasilitasi pembelajaran yang berkualitas.

Definisi Refleksi

Refleksi pada dasarnya adalah kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu dari kata “reflection”. Sementara itu, “reflection” berasal dari bahasa Latin, yaitu reflectere yang merupakan gabungan dari dua prefix “re” yang berarti “kembali” dan “flectere” yang berarti membengkokkan. Oleh karena itu, jika digabungkan, reflectere bermakna membengkokkan sesuatu kembali. Ini berakibat bahwa secara bahasa, refleksi bermakna sebagai membengkokkan sesuatu kembali.

Ada banyak definisi refleksi yang telah dikemukakan oleh para ahli. Di antaranya adalah pengertian yang dikemukakan oleh Knwoles & Cole tahun 1994 bahwa refleksi dalam konteks pembelajaran merujuk pada proses menemukan setiap kebiasaan/perilaku secara kritits dan terus menyempurnakannya. Ini berarti bahwa dalam refleksi terjadi proses inkuiri yang dilakukan secara kritis dan terus menerus terhadap suatu kebiasaan atau perilaku pendidik dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan.

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Reid tahun 1995. Reid mengemukakan bahwa refleksi adalah proses meninjau kembali suatu pengalaman praktik mengajar agar dapat mendeskripsikan, menganalisis, mengevaluasi, dan menginformasikan praktik pembelajaran. Ini bermakna bahwa konsep refleksi berkaitan dengan suatu proses ulasan pengalaman pembelajaraan oleh pendidik. Adapun cara pelaksanaannnya di antara lain dengan mendeskripsikan, menganalisis, serta mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

Sementara itu, Osterman & Kottkamp (2000) beranggapan bahwa kegiatan reflektif adalah sebagai dasar untuk pengembangan kompetensi professional yang tertinggi dalam praktik pengajaran yang kompleks. Pemikiran tentang refleksi tersebut merupakan pemikiran yang sangat penting bagi tiap pendidik, terutama dalam melakukan kontrol atas pengajaran yang telah mereka lakukan. Selain itu, hal tersebut juga sangat penting dalam melakukan pengambilan keputusan yang tepat. Pendapat berikutnya yang dikemukakan adalah oleh Chuickshark tahun 1987. Menurut Chuickshark, refleksi dipandang sebagai metode pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat dibuat sebuah kesimpulan bahwa refleksi merupakan suatu proses review atas pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Proses tersebut dilaksanakan secara kritis dan berkelanjutan untuk memperoleh gambaran, hasil analisa, dan evaluasi terhadap pembelajaran yang mencakup sebelum, selama, dan setelah proses pembelajaran.

Refleksi pembelajaran dilakukan untuk mendapatkan gambaran tingkat keberhasilan pembelajaran dan tingkat ketercapaian tujun pembelajaran. Hasil refleksi kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah selanjutnya terkait dengan pembelajaran.

Refleksi pembelajaran dilakukan setelah akhir kegiatan pembelajaran dan biasanya melibatkan guru lain dan peserta didik. Peserta didik diminta untuk memberikan feedback ataupun diminta untuk mengungkapkan perasaan mereka tentang pembelajaran yang telah berlangsung baik secara lisan maupun tulisan. Perasaan tentang pembelajaran yang dimaksud tersebut dapat berupa kesulitan dan kendala yang mereka hadapi selama pembelajaran. Terkait dengan bagaiman guru ataupun peserta didik berperan dalam refleksi pembelajaran bergantung pada teknik yang digunakan yang akan dideskripsipan pada bagian berikutnya.

Prinsip Tindakan Reflektif dalam Pembelajaran

Agar pelaksanaan refleksi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, perlu diperhatikan terkait dengan prinsip-prinsip pelaksanannya. Prinsip-prinsip tindakan reflektif tersebut adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2016).

  1. Ada kesadaran bersama antara pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
  2. Penilaian atas pelaksanaan refleksi dilakukan secara kritis
  3. Penilaian terhadap guru yang melaksanakan pembelajaran dapat dilakukan mulai dari awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran
  4. Penilaian dapat dilakukan terhadap aspek pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik.
  5. Hasil penilaian terhadap pembelajaran yang dilaksanakan pendidik menjadi dasar untuk perbaikan pembelajaran agar pembelajaran ke depannya menjadi lebih baik.

Prinsip-prinsip tersebut menjadi pedoman dasar dalam melaksanakan refleksi pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut perlu untuk diperhatikan agar tujuan dari dilaksanakan refleksi pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

Tujuan dan Sasaran Refleksi Pembelajaran

Implementasi refleksi dalam pembelajaran dilakukan dengan beberapa tujuan, di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Menganalisis tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh oleh tiap peserta didik;
  2. Melakukan evaluasi diri terhadap proses belajar yang telah dilakukan;
  3. Mengindentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan faktor-faktor pendukung keberhasilan;
  4. Merancang upaya optimalisasi proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik;
  5. Memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
  6. Mengetahui minat para siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
  7. Melakukan pengukuran penerapan strategi pembelajaran.
  8. Memahami respon siswa terhadap materi dan penyampaiannya.

Hasil Implementasi refleksi dalam pembelajaran sangat penting dilaksanakan. Hasil tersebut memberikan informasi positif tentang bagaimana cara para guru meningkatkan kualitas pembelajarannya. Selain itu, hasil refleksi digunakan sebagai informasi untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.

Tahapan-tahapan Pelaksanaan Reflektif Pembelajaran

Pelaksanaan refleksi pembelajaran tidak memiliki tahapan-tahapan yang baku dan ada banyak cara yang dapat ditempuh. Selain itu, pelaksanaan refleksi pembelajaran dapat dilakukan secara pribadi (oleh guru yang bersangkutan) ataupun dengan bantuan rekan sejawat. Pada umumnya, tahapan pelaksanaan refleksi pembelajaran adalah sebagai berikut.

  1. Self-Reflection: Tahap ini adalah awal mula refleksi pembelajaran. Pada tahap ini, dilakukan evaluasi diri pada saat pelaksanaan pembelajaran. Tahap ini dapat distimulasi melalui observasi yang dilakukan oleh rekan sejawat (meskipun ini bukan sebuah keharusan).
  2. Refleksi Pengalaman: Pada tahap ini, guru dapat mengumpulkan baik dengan mencatat ataupun merekam pengalaman-pengalaman yang dilalui sepanjang kegiatan pembelajaran. Bukan hanya guru bersangkutan yang terlibat, tetapi juga peserta didik.
  3. Review dan Respon terhadap Pengalaman: guru melakukan review terhadap pengalaman-pengalaman yang telah dicatat sebelumnya dan memberikan respon kritis atas dirinya. Melalui tahap ini, akan diperoleh deskripsi dan hasil analisis terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.

Untuk memfasilitasi refleksi dan untuk mendukung peserta didik melihat nilai dari pengetahuan yang mereka telah pelajar dan untuk memperkuat pengetahuan baru tersebut, guru dapat merancang penugasan atau pembelajaran yang memuat refleksi di dalamnya (Chang, 2019). Sebagai contoh, di akhir penugasan atau pembelajaran, guru bisa meminta siswa untuk merefleksikan proses dan nilai-nilai dari projek yang telah mereka selesaikan dan mengkonseptualisasikan pelajaran yang telah mereka dapat untuk meningkatkan projek tersebut.

Salah satu hal yang paling penting terkait refleksi pembelajaran adalah bagaimana hasil refleksi tersebut diterapkan. Penerapan hasil refleksi dapat dilakukan mengembangkan rencana pembelajaran ke depannya dengan mempertimbangkan setiap hal yang terdapat di dalam hasil tersebut, terutama terkait dengan faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran dan juga faktor yang mendorong tercapainya tujuan pembelajaran.

Teknik-teknik Refleksi Pembelajaran

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa tahapan-tahapan refleksi pembelajaran secara umum adalah self-reflection, refleksi pengalaman, serta review dan respon terhadap pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu yang memungkinkan guru untuk melaksanakan refleksi pembelajaran dengan baik. Teknik-teknik tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

Peer Observation

Teknik melibatkan paling sedikit dua orang guru. Guru pertama bertindak sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan guru lainnya bertindak sebagai observer atau pengamat atas guru pertama. Sebelum dilaksanakan, guru-guru perlu saling menceritakan kondisi dan karakteristik dari siswa-siswa yang ada di dalam kelas tersebut. selain itu, masalah-masalah yang sering dijumpai oleh guru pengajar juga perlu untuk disampaikan. Selain itu, guru-guru juga perlu untuk berdiskusi dan menentukan poin-poin yang nantinya menjadi poin utama dalam pelaksanaan observasi.

Setelah dilaksanakan observasi, guru-guru akan bertemu unntuk mendiskusikan temuan serta kemungkinan solusi yang dapat diterapkan kaitannya dengan permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran di kelas tersebut. Temuan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bersama dari tiap guru dalam merancancang dan melaksanakan pembelajaran dengan topik yang serupa.

Baca juga: CRT dalam Kurikulum Merdeka

Self-Report

Berbeda dengan peer observation yang dilakukan dengan paling sedikit dua orang guru, pada self-report guru sendiri lah yang akan menuliskan/melaporkan temuan yang ada. Richards (199,0) mengungkapkan bahwa self-report dapat mendorong pendidik untuk menjadi lebih fokus pada praktek pengajaran. Guru dapat mengevaluasi apakah asumsi yang mereka buat tentang pengajaran yang mereka lakukan terbukti dalam prakteknya di dalam kelas. Sebagai contoh, guru menggunkan self-report untuk menemukan jenis kegiatan pembelajaran yang digunakan, apakah tujuan pembelajaran yang direncanakan telah sudah dicapai, sejauh mana tujuan siswa tertentu terpenuhi dan jenis aktivitas yang berjalan lancar maupun yang bermasalah.

Beberapa instrumen yang digunakan dapat berupa daftar checklist ataupun journal writing. Daftar checklist tersebut dapat dilengkapi sendiri secara individu, ataupun diisi oleh siswa, dan dapat kemudian didiskusikan secara kelompok dengan guru yang lain.  Item-item pada daftar checklist disusun oleh guru yang bersangkutan sebelum kelas berlangsung. Penyususannya dapat mempertimbangkan kondisi siswa, tujuan pembelajaran, dan capaian belajar siswa sebelumnya.

Journal writing dapat berupa catatan-catatan selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, journal wrting juga berisi feedback atau umpan balik dari siswa terkait dengan pembelajaran. Pemberian feedback tersebut dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Adapun tujuan dari journal writing adalah sebagai berikut.

  1. Menyediakan rekaman pengalaman belajar yang signifikan.
  2. Membantu guru untuk selalu berhubungan dengan proses pengembangan diri.
  3. Memberi kesempatan pada guru untuk mengungkapkan secara lebih personal dan dinamis tentang pengembangan diri mereka.
  4. Mendorong interaksi dengan rekan sejawat melalui diskusi terkait dengan hasil journal writing yang telah ditulis.
Recording lesson

Rekaman proses pembelajaran yang berlansung dapat menjadi dasar dari suatu refleksi pembelajaran. Tujuan dilaksanakannya perekamana adalah menangkap sebanyak mungkin interaksi yang ada di dalam kelas.

Kesimpulan

Refleksi pembelajaran penting dilakukan untuk mendapatkan gambaran tingkat keberhasilan pembelajaran dan tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil refleksi pembelajaran juga dapat memberikan informasi positif tentang bagaimana cara para guru meningkatkan kualitas pembelajarannya. Selain itu juga, digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkah selanjutnya terkait dengan pembelajaran.

Tujuan dari refleksi pembelajaran di antaranya adalah menganalisis tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh oleh tiap peserta didik; melakukan evaluasi diri terhadap proses belajar yang telah dilakukan; mengindentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan faktor-faktor pendukung keberhasilan; dan sebagainya. Pada dasarnya, refleksi pembelajaran dilakukan agar pembelajaran yang disusun semakin berkualitas.

Pada pelaksanaannya, tahapaan-tahapan implementasi refleksi dalam pembelajaran umumnya terdiri dari Self-Reflection, Refleksi Pengalaman, Review dan Respon terhadap Pengalaman. Tahapan-tahapan tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu yang memungkinkan guru untuk melaksanakan refleksi pembelajaran dengan baik. Teknik-teknik yang biasa digunakan diantaranya adalah Peer Observation, Self-Report, dan Recording Lesson.

Daftar Pustaka

Chang, B. (2019). Reflection in learning. Online Learning, 23 (1), 95-110. Doi: :10.24059/olj.v23i1.1447.

Depdiknas. (2016). Kompetensi Pedagogik: Refleksi Pembelajaran & PTK.

Goodell, J. E. (2000). Learning to teach mathematics for understanding: The role of reflection. Mathematics Teacher Education and Development, 2, 48-60.

Knowles, J.G dan Coe. A.L. (1994). Teacher Educators Reflecting on Writing in Practice dalam Russell, T. dan Korthagen, F (Ed.) Teachers who Teach Teacher: Reflections on Teacher Education (71-94). Ontario: Routledge.

Moon, J. A. (2013). Reflection in learning and professional development: Theory and practice. Routledge.

Ong, R. (2000). The role of reflection in student learning: a study of its effectiveness in complementing problem-based learning environments. Centre for educational development.

Osterman, K.F. & Kottkamp, R.B. (2004). Reflective Practice for Educators: Improvin Schooling Through Profesional Development. California: Corwin Press, Inc.

Reid, B (1993) “But we’re doing it already” Exploring a response to the concept of reflective practice in order to improve its facilitation. Nurse Ed Today 13: 305-309.

Richards and D. Nunan. (1990). Second Language Teacher Education (pp. 215-226). New York: Cambridge University Press.

Whalen, K. (2018). The Reflective Learning Framework: A guide for students and educators.

Demikian postingan kali ini tentang implementasi refleksi dalam pembelajaran. Semoga membantu. Sekian dan terima kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *